plenty of people wanna change the world but not enough wanna change themselves


beberapa menit lalu gue iseng buka blog temen-temen di link-able gue. ternyata ada yang udah mendelete blog mereka, dan ada juga yang udah ngga tau status aktif atau ngga nya. sampai akhirnya gue ngebaca salah satu isi postingan diantara mereka. older post, sih. disitu yang dia bahas most of all tentang diri dia dan tentang kesadaran dia dari melihat sesuatu. 

di dalam postingan nya, ada kata-kata yang menarik menurut gue.. 

"Janganlah kejar kesuksesan. Kejarlah kesempurnaan, maka kesuksesan akan mengikuti kita dengan sendirinya."

"....Hal inilah yang membuat gue terus berpikir dan berpikir. Berpikir untuk tidak menyempitkan pikiran, berpikir untuk memperluas wawasan, dan terus berusaha menjadi yang terbaik di antara yang terbaik."

ada seseorang yang bilang kalau gue adalah orang yang ketergantungan sama orang lain. asli, gue benci banget sama kata-kata itu. 'ketergantungan'. seakan-akan gue ngga bisa mandiri buat melakukan sesuatu, atau apa yang gue kerjain itu tergantung dari orang lain. yah, diluar dari kodrat manusia sebagai mahluk sosial yang butuh orang lain, gue ngertilah meaning dari 'ketergantungan' ini didekasikan untuk gue dengan maksud yang berbeda. 

sampai akhirnya gue ngebaca kalimat yang ada di salah satu postingan blog itu, gue sadar. emang for some case, ada beberapa hal yang gue kerjakan cuma buat ngejar kesuksesan. padahal, kesuksesan itu sendiri relatif. malah kadang gue melupakan proses dan tujuannya. kesalahan kita adalah kadang kita lebih mentingin hasil, dibanding proses untuk mencapai kesuksesan itu. padahal sempurna ngga akan menjadi sempurna kalau tanpa proses yang sesuai aturannya.

seseorang yang bilang kalau gue adalah orang yang ketergantungan sama orang lain itu juga bilang kalau gue terkadang terlalu pesimis (dalam beberapa hal). ya, persisnya adalah mungkin gue kurang berusaha menjadi yang terbaik diantara yang terbaik. karena rasa pesimis dan kepuasan kadang menghentikan kita untuk mencapai titik yang teratas. ada kalanya gue ngerasa cukup menjadi yang ke-dua atau ke-tiga setelah yang pertama. sampai gue lupa, kalau kalimat 'ke-' merupakan fungsi kata depan untuk sekian banyak angka kecuali satu. ngga ada spesialnya. karena penyebutan kata 'per-tama' lebih enak didengar dibanding 'ke-satu'. dan mungkin gue belum pernah dengar penyebutan kata 'per-dua' atau 'per-tiga' kecuali dalam bilangan pecahan.

jadi, untuk apa menjadi yang ke-dua, ke-tiga, ke-empat, kalau lo masih bisa jadi yang lebih spesial seperti per-tama?

This entry was posted on Rabu, 08 Mei 2013 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply