Conversation with the time


"kamu percaya takdir?"

aku tanyakan tiga kata yang terucap begitu saja. dan disusul dengan diam. sunyi.
tidak perlu jawaban sebenarnya, karena aku tahu, aku tidak akan puas. 
atau mungkin, belum. 

"iya, percaya."

senyum kecil tersirat jelas, dari bibirku, tentunya. lalu apa? aku tidak akan bertanya kenapa. karena semua jawaban yang pernah kudengar terdengar sama, walaupun dengan pilihan kata berbeda. suara penyiar tersiar dari radio, kita masih membisu. tenggelam dalam tanda tanya yang sama, mungkin. 

"aku percaya pertemuan kita bukan kebetulan."

katamu.

aku yakin oksipetal ini masih berfungsi dengan baik, untuk menyimpan segala detailnya. iya, kamu benar. pertemuan kita bukan kebetulan. egoisnya aku terlalu larut dalam ketakutan. memikirkan segala pikiran terburuk yang pernah ada. bedanya denganmu, kamu seorang idealis yang paling mengagumkan. 

kita terlalu menikmati masa. biarlah. waktu tidak akan pernah keberatan untuk memberikan apa yang dia punya. tapi perjalanan takdir terus berjalan, mengiringi. 

kita dalam garis takdir yang sama bukan? 

ah, aku sudah sampai depan rumah. meminta waktu berhenti bekerja terasa percuma, dia tidak pernah menuruti permintaan siapapun. waktu memang selalu jahat. tapi disini bukan salah siapa-siapa. kita yang terlalu candu untuk saling bertemu. 

"makasih ya hari ini, aku senang"

This entry was posted on Selasa, 04 Juni 2013 and is filed under ,,. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply