"kamu ga ngebantu apa2, biar aku yang usaha sendiri gimana caranya sekarang ngebahagiain diri aku sendiri dengan rutinitas yang sama tapi tanpa kamu." I said.
"Aku tau kok kita ini rumit.. Hmm apa ya.. Kaya udah pengen mati rasa kok tapi masih kerasa. Yang kangen bukan cuma kamu vir, aku juga. Selalu. Akupun ga ngelarang kamu mau gimana, karena keadaan kita yang jauh dari mungkin. Dan akunya, ironically, gabisa berbuat apa2.
Aku tau, mungkin kita punya cara masing-masing buat sembuhin luka, atau melupakan, atau bahkan masih cari cara yang tepat untuk itu. Dan aku tau juga itu ga gampang, buat kamu ataupun aku. Mungkin dengan masih adanya aku di sini bikin hal itu jadi ga pernah mudah, makin sulit malah. Dan aku gatau apa yang ada di pikiran kamu saat ini, tapi aku tau perasaan kamu gimana yang mungkin sama kaya aku sekarang.
Iya, emang aku gabisa bantu apa2, sedih bgt sih. Dan yaudah, kamu punya kebebasan dan hak untuk milih, you know better whats good for yourself.
Tunggu ya mixtape yang lagi aku bikin, masih mau nunggu buat yang ini kan? Belum tau sih bisa selesai kapan haha
Dan satu hal lagi, if someday somehow things get better for both of us, aku harap kita masih baik-baik aja. And deep down inside.. I still.. Forever still.
It's you that i'm waiting for. Always for you. Tell me when everythings just fine, i'm gonna tell a story about you without me. Vice versa. Without heavy heart." he said.
02/09/16 - 00:53.
You Should've Known by the Tone of My Voice.
This entry was posted on Jumat, 02 September 2016. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.